Video Pendek Masih Merajai Sosial Media 2025
MerakNews.com, Jakarta – Memasuki pertengahan 2025, tren konsumsi konten di media sosial menunjukkan satu pola yang terus menguat: video pendek tetap menjadi format paling dominan. Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts kini menjadi pusat perhatian, tak hanya bagi pengguna biasa, tapi juga bagi para kreator konten, brand, dan pelaku bisnis digital.
Menurut laporan terbaru dari DataReportal, lebih dari 80% pengguna media sosial global menonton video berdurasi di bawah 60 detik setiap hari. Hal ini menegaskan bahwa durasi pendek, perpaduan dengan visual yang dinamis dan pesan yang padat, menjadi kombinasi ideal di era atensi singkat. TikTok masih memimpin pasar, namun Reels dan Shorts menunjukkan pertumbuhan yang agresif, khususnya di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Faktor utama yang membuat video pendek begitu banyak penggemar adalah kemudahan dalam mengonsumsi konten di tengah rutinitas yang padat. Dalam hitungan detik, pengguna bisa mendapatkan hiburan, edukasi, hingga informasi terkini. Di sisi kreator, format ini memungkinkan produksi konten yang cepat, murah, dan fleksibel, tanpa perlu alat canggih atau tim produksi besar.
Platform pun terus berinovasi untuk memperpanjang daya tarik video pendek. TikTok, misalnya, kini menawarkan fitur AI editing otomatis dan integrasi belanja langsung (live shopping). Instagram Reels memperkenalkan opsi remix yang lebih variatif, sementara YouTube Shorts menggandeng musisi untuk menciptakan konten viral dengan lagu-lagu eksklusif.
baca juga: Sungguh kejam pekerja sirkus oci dipaksa makan kotoran hewan
TikTok, Reels, dan Shorts Kian Dominan
Tidak hanya sektor hiburan, video pendek kini digunakan untuk kampanye politik, promosi UMKM, edukasi publik, hingga penyebaran informasi kesehatan. Banyak guru, dokter, bahkan aktivis, mulai menggunakan format ini untuk menjangkau audiens muda yang sulit dijangkau melalui media tradisional.
Namun, dominasi ini juga menimbulkan tantangan baru. Persaingan konten semakin ketat, algoritma makin selektif, dan tekanan untuk terus relevan membuat banyak kreator mengalami kelelahan digital. Selain itu, risiko penyebaran informasi palsu dalam bentuk video singkat juga menjadi sorotan regulator di berbagai negara.
Meski begitu, tren ini tampaknya belum akan mereda. Video pendek telah menjadi bagian dari budaya digital masa kini, membentuk cara orang belajar, berbagi, dan berkomunikasi. Di tengah perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan. Bentuk konten ini justru menjadi alat utama dalam menyampaikan pesan secara cepat, padat, dan berkesan.